Pengertian Kalimat
efektif
Kalimat yang dapat
mencapai sasarannya secara baik disebut dengan kalimat efektif.
Kalimat efektif
adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan
dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau gagasan yang
disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut
dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau
pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada
sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan
atau yang dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan
pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang digunakan harus lengkap dan
eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh
dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu
dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan
keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah
Syarat-syarat
kalimat efektif dan berikan contoh dari syarat tersebut
Syarat-syarat
kalimat efektif adalah sebagai berikut :
1. Secara tepat
mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2. Mengemukakan
pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang
dipikirkan pembaca atau penulisnya.
Syarat-sayarat :
1. KESATUAN GAGASAN
Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesatuan tunggal. Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.
Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan).
2. KESEJAJARAN
Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.
Kalimat itu harus diubah :
1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
3. KEHEMATAN
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.
Kalimat yang benar adalah:
Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.
4. PENEKANAN
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:
• Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.
Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
• Menggunakan
partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan
–kah.
Contoh :
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya?
Contoh :
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya?
• Menggunakan
repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya
.
• Menggunakan
pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan
makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh :
1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.
Contoh :
1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.
5. KELOGISAN
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
kesalahan dalam
kalimat efektif
Jenis-jenis
kesalahan kalimat
Berbahasa pada
hakikatnya merupakan kegiatan menyusun kalimat, usaha membuat kalimat yang
benar, dan pengetahuan mengenai jenis-jenis kesalahan kalimat merupakan
pengetahuan yang tidak dapat diabaikan. Berikut ini adalah faktor-faktor yang
menyebabkan sebuah kalimat itu salah.
A. Ejaan
Ejaan adalah
cara-cara yang digunakan untuk mewujudkan bahasa dalam bentuk tulisan. Dengan demikian ejaan mempunyai kedudukan yang amat penting dalam bahasa tulis
karena ia dapat mempengaruhi cara seseorang mengucapkan atau melafalkan bahasa
tertulis tersebut.
Contoh:
1. Ibu sudah pergi.
2. Ibu sudah pergi?
Kedua kalimat di
atas walaupun terdiri atas kata-kata yang sama, keduanya memiliki maksud
berbeda karena perbedaan tanda ejaan yang digunakan. Kalimat pertama diakhiri
dengan tanda titik sehingga mengandung makna berita, sedangkan kalimat kedua
diakhiri dengan tanda tanya sehingga bermakna sebuah pertanyaan.
Pada dasarnya
kesalahan ejaan tidak selalu menimbulkan kesalahan makna.
Contoh:
1. Peserta lokakarya bahasa berjumlah limapuluh orang.
2. Pihak majikan harus menjaga kwalitas hasil produksi
perusahaannnya.
3. Di tempat itupun terdapat rumah-rumah penduduk biasa.
4. Putranya yang ungsu sekarang kuliah di I.A.I.N.
Semua
kalimat-kalimat di atas salah ejaannya. Tetapi, coba bandingkan dengan
kalimat-kalimt yang sudah dibenarkan ejaannya di bawah ini, sebagai berikut:
1. Peserta lokakarya bahasa berjumlah lima puluh orang.
2. Pihak majikan harus menjaga kualitas hasil produksi
perusahaannya.
3. Di tempat itu pun terdapat rumah-rumah penduduk biasa.
4. Putranya yang bungsu sekarang kuliah di IAIN.
Jika kita lihat
makna kalmat-kalimat di atas sama benar dengan kalimat-kalimat terdahulu,
tetapi kelompok kalimat pertama adalah kalimat-kalimat yang ejaannya salah,
sedangkan kelompok kalimat kedua adalah kekompok kalimat yang ejaannya benar.
B. Kata
Setelah ejaan,
faktor lain yang dapat menyebabkan kesalahan kaliamt adalah kata. Kata
mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu bahasa karena kata menjadi
unsur utama pembangun sebuah kalimat.
Baik buruknya
seseorang dapat dilihat cara kemahiran dan kecermatannya dalam memilih kata.
Kata dapat menyebabkan suatu kalimat salah, apabila kata tersebut:
1. Kalimat salah yang disebabkan oleh kesalahan bentuk kata.
Menurut bentuknya
kata dapat dibedakan atas kata dasar dan kata jadian atau kata turunan.
Kesalahan yang sering terjadi akibat perubahan daru kata dasar yang tidak tepat
dapat menyebabkan terjadinya perubahan pengertian yang tidak dikehendaki.
Berikut ini contoh kalimat-kalimat salah yang disebabkan kesalahan kalimat:
a. Saya mendengarkan sudah hampir dua bulan ia dirawat
di rumah sakit.
b. Sudah dua kali ia diperingati guru agar tidak berbuat
curang.
c. Amin mempunyai kegemaran mengkail di laut.
d. Kantor tempatnya pekerja jauh sekali dari sini.
e. Saya berserta teman-teman aan mengikuti diskusi
kelas.
Mari kita bandingkan dengan di bawah ini:
a. Saya mendengar sudah hampir dua bulan ia dirawat di
rumah sakit.
b. Sudah dua kali ia diperingatkan guru agar tidak
berbuat curang.
c. Amin mempunyai kegemaran mengail di laut.
d. Saya beserta teman-teman akan mengikuti diskusi
kelas.
Ternyata hanya sedikit sekali perbedaan yang terdapat pada kedua kelompok
kalimat tersebut. Kalau kita bandingkan antara keduanya, akan tampak perbedaan
sebagai berikut:
a. mendengarkan a. mendengar
b. diperingati b.
diperingatkan
c. mengkail c. mengail
d. pekerja d.
bekerja
e. berserta e.
beserta
2. Kalimat salah yang disebabkan oleh kesalahan arti kata.
Fungsi kalimat yang
paling utama ialah untuk menyampaikan ide atau gagasan. Kalimat yang dibangun
oleh kata-kata yang mengandung makna atau arti.dengan demikian, tampak jelaslah
arti penting pemilihan kata yang mendukung pengertian sebagaiman dimaksudkan
oleh pembicara atau penulis. Berikut ini beberapa contoh kalimat salah yang
disebabkan oleh kesalahan arti salah satu kata yang membangunnya.
a. Saya sampaikan terimakasih kepada pengacara yang
telah memberikan kesempatan berbicara kepada saya.
b. Kalau kau ingin lulus, jangan kauacuhkan nasihat
guru-gurumu.
c. Akibat penebangan hutan yang semena-mena, kini di
mana-mana terjadi banjir.
d. Jangan sekali-sekali kau berdusta.
Pemakaian bahasa yang cermat dalam memilih
kata, pasti segera tahu bahwa kalimat-kalimat di atas salah.
Kalimat a salah karena penggunaan kata
pengacara yang tidak pada tempatnya. Pengacara adalah sebutan untuk orang yang
bertugas membela perkara di pengadilan. Yang dimaksud pembicara pasti bukan
pengacara tetapi pengatur acara.
Jadi, kalimat yang benar adalah “saya ucapkan terimakasih kepada pengatur
acara yang telah memberi kesempatan saya berbicara”.
Kalimat b salah karena penggunaan kata acuh
yang tidak sesuai dengan maknanya. Arti kata acuh adalah peduli.
Mengacuhkan artinya memperdulikan; sama artinya memperhatikan. Jadi, agar
kalimat tersebut betul dan tidak menyakitkan hati para guru, sebaiknya diubah
demikian: “kalau ingin lulus, acuhkanlah guru-gurumu.
Kalimat c salah karena penggunaan kata semena-mena.
Kata semena-mena berarti dengan baik-baik atau dengan kira-kira.
Tentu dengan makna ini salah sekali. Maka maksud dari kalimat ini adalah tidak
semena-mena ini berarti sewenang-wenang. Jadi dapat disimpulkan
bahwa kalimat yang benar adalah:
- Akibat penebangan hutan yang tidak semena-mena, kini
di mana-mana sering terjadi banjir.
Atau:
- Akibat penebangan hutan yang sewenang-wenang, kini di
mana-mana sering terjadi banjir.
Kalimat d salah karena pemakaian kata sekali-kali
tidak pada tempatnya. Makna kata sekali-sekali adalah kadang-kadang
atau kadangkala. Karena pemakaian tidak tepat tersebut, kalimat itu
menjadi membingungkan.kalimat tersebut mestinya kita katakan demikian “jangan sekali-kali
kau berdusta” karena ini adalah kalimat larangan yang harus dipatuhi.
3. Kalimat salah yang disebabkan oleh kesalahan kalimat fungsi
kata
Setiap kata pada suatu kalimat pasti mimiliki
fungsi. Apabila dalam suatu kalimat terdapat suatu kalimat yang tidak berfungsi
sesuai dengan jenisnya, maka jelas kalimat itu salah.
Contoh:
a. Bagi yang tidak berkepentingan dilarang masuk!
Segera kita ketahui
kesalahan kalimat itu apabila kita buatkan pertanyaan, “siapakah yang dilarang
masuk?” jawaban pertanyaan di atas pasti “yang tidak berkepentingan” dari
jawaban di atas kita ketahui bahwa kata “bagi” tidak berfungsi dalam kalimat
tersebut, sehingga kalimat b
itu salah. Agar kalimat demikian betul, maka:
b. Yang tidak berkepentingan dilarang masuk!
4. Kalimat salah yang disebabkan oleh kata yang salah
susunannya
Bahasa indonesia
mempunyai aturan cara menyusun kata:
a. Yang diterangkan diletakkan di depan; sedang yang
menerangkan diletakkan di belakang (dikenal dengan hukum DM).
b. Untuk menyatakan milik, cukup dengan menjajarkan benda yang
dimiliki dengan benda yang memiliki; dan
c. Hubungan antarkata prinsipnya bersifat sintetis.
Contoh:
a. Menurut kabar yang saya dengar, ia akan datand ini hari.
b. Atas bantuan anda, saya ucapkan banyak terimakasih.
c. Rumah adik saya jauh sekali dari
keramaian.
d. Ayah dari teman adik saya
berasal dari kalimantan.
Seharusnya:
a. Menurut kabar tang saya dengar, ia akan datang hari ini.
b. Atas bantuan anda, saya ucapkan terimakasih banyak.
c. Rumah adik saya jauh sekali dari
keramaian.
(Rumah adik sudah
mengandung pengertian rumah “milik” adik)
d. Ayah teman adik saya berasal dari
kalimantan.
(Ayah teman adik
sudah mengandung penertian ayah “dari” teman adik)
C. Logika
Dalam pembuatan
kalimat harus dapat diterima akal (logis). Kalimat logis adalah kalimat yang
sesuai dengan kaidah berpikir yang benar sehingga tidak mengandung kerancuan di
dalamnya. Seringkali bahasa lisan mengandung kesalahan kalimat akibat kalimat
yang dibuat menyalahi kaidah berpikir yang sehat, tetapi dipandang lumrah
sehingga dibiarkan saja.
Contoh:
- Pencopet itu berhasil ditangkap oleh polisi.
- Yang merasa kehilangan jam tangan dapat diambil di kantor
TU.
Bandingkan dengan
kalimat berikut:
- Polisi itu berhasil menangkap polisi
itu.
- Yang merasa kehilangan jam tangan dapat
mengambilnya di kantor TU.
Kalimat 2 dan 3 memang tidak logis. Hal tersebut dapat terlihat pada
hubungan S dan P-nya.
Siapakah yang berhasil menangkap pencopet?
Jawabanya: polisi.
Siapakah yang berhasil melarikan diri?
Jawabannya: pencopet
Jadi polisi berhasil menangkap pencopet; sedangkan pencopet berhasilkan
melarikan diri dari tangkapan polisi. Memang, polisi berusaha menangkap
pencopet berusaha supaya tidak biasa ditangkap oleh polisi.
Penjelasan kalimat 3:
Siapakah yang diambil?
Jawabannya: yang merasa kehilangan jam tangan. Misalkan yang kehilangan jam
tangan itu Arini, maka Arinilah yang diambil di kantor TU. Benarkah hal
demikian? Tentu saja tidak. Maksud kalimat 3 di atas bukan Arini yang diambil,
melainkan jam tangan, atau Arini yang dapat mengambil jam tangan itu.
D. Kata-kata yang sering salah
prnggunaannya dan pengucapannya
Kesalahan suatu kalimat selain disebabkan oleh kesalahan yang bersifat gramatikal, termasuk penggunaan
tanda baca,dapat juga disebabkanoleh pengunaan kata yang kurang tepat atau
salah artinya. Berikut ini akan dikemukakan beberapa kata yang sering
membingungkan banyak orang sehingga mengakibatkan penggunaannya salah:
1. Agar supaya
2. Atase kebudayaan
3. Berhubung
4. Benar/betul
5. Bang dan bank
6. Besok
7. Bersama ini saya beritahukan, bahwa...
8.
Berulangkali
9.
Berdasarkan atas; yang betul
berdasarkan atas
10. Diketemukan; yang betul ditemukan
11. Daripada
12. Dirgahayu
13. Ditugasi; ditugaskan
14. Di lain kesempatan
15. Hadirin atau para hadirin ?
16. Interpretasi
17. Ibu Gubernur
18. Jangan boleh
19. Kebijaksanaan; kebijakan
20. Keberatan
21. Lengang
22. Lengah
23. Mau; akan
24. Menanti; menunggu
25. Menghimbau; yang betul mengimbau
26. Menghindari rintangan; menghindarkan
rintangan
27. Masa; massa
28. Makalah; masalah
29. Mengaji; mengkaji
30. Memajukan; mengajukan
31. Mengenyampingkan; yang betul
mengesampingkan
32. Menanyakan; mempertanyakan
33. Merubah; yang betul mengubah
34. Pejabat; penjabat
35. Pertanggungan jawab; yang betul
pertanggung jawaban
36. Perseorangan; perorangan
37. Sampai jumpa
38. Syarat; sarat
39. Seminar; simposium
40. Sanksi; sangsi
41. Saling tolong; saling menolong
42. Suatu keluhan-keluhan
43. Senjang; kesenjangan
44. Sukses
45. Survai; survei
46. Terampil
47. Untuk sementara waktu
48. Waktu dan tempat kami persilahkan!
49. Wawasan/gagasan
50. Wawasa; kawasan
51. Maka
52. Bukan..., tetapi...; atay bukan... melainkan...
0 komentar:
Posting Komentar